Pelayanan BK Sekolah












BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR

Oleh:
Trubus Triyantono,S.Pd

Pelayanan bimbingan dan konseling di SD mengacu kepada perkembangan siswa SD yang tengah menempuh pendidikan tingkat dasar, beradaptasi dengan lingkungan yang lebih luas dan belajar bersosialisasi dengan mengenal berbagai aturan, nilai dan norma-norma secara sistematik, luas dan konperehensif, serta mempersiapkan diri untuk menatap masa depan. Sejalan dengan itu pelayanan bimbingan dan konseling juga memperhatikan kekhususan tujuan pendidikan dan kurikulum SD.
Materi bimbingan dan konseling di SD termuat ke dalam keempat bidang pendidikan, yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier.

A. BIDANG BIMBINGAN PRIBADI

Dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa SD menemukan dan memahami semua mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mandiri aktif dan kreatif, serta sehat jasmani dan rohani. Bidang bimbingan ini meliputi pokok-pokok materi berikut :
1. Penanaman sikap dan kebiasaan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Pengenalan dan pemahaman tentang kekuatan diri sendiri dan penyalurannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, maupun untuk perannya di masa depan.
3. Pengenalan dan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif.
4. Pengenalan dan pemahaman tentang kelemahan diri sendiri dan usaha-usaha penanggulangannya
5. Pengembangan kemampuan mengambil keputusan sederhana dan mengarahkan diri.
6. Perencanaan serta penyelenggaraan hidup sehat.

B. BIDANG BIMBINGAN SOSIAL

Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa SD dalam proses sosialisasi untuk mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur dan rasa tanggung jawab. Bidang bimbingan ini memuat pokok-pokok materi berikut :
1. Pengembangan kemampuan berkomunikasi baik melalui ragam lisan maupun tulisan secara efektif.
2. Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial. Baik dirumah, di sekolah, maupun dimasyarakat dengan menjunjung tinggi tata krama, sopan santun serta nilai-nilai agama, adat, peraturan dan kebiasaan yang berlaku.
3. Pengembangan hubungan yang dinamis dan harmonis serta produktif dengan teman sebaya.
4. Pengenalan dan pemahaman peraturan dan tuntutan sekolah, rumah dan lingkungan, serta kesadaran untuk melaksanakannya.

C. BIDANG BIMBINGAN BELAJAR

Dalam bidang bimbingan belajar, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa SD mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai pengetahuan dan ketrampilan, serta menyiapkannya untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi. Bidang bimbingan ini membuat pokok-pokok materi berikut :
1. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar untuk mencari informasi dari berbagai sumber balajar, bersikap terhadap guru dan nara sumber lainnya, mengikuti pelajaran sehari-hari, mengerjakan tugas (PR), mengembangkan keterampilan belajar, dan menjalani program penilaian.
2. Pengembangan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun kelompok.
3. pemantapan dan pengembangan penguasaan materi pelajaran di SD.
4. Orientasi belajar di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.

D. BIDANG BIMBINGAN KARIER

Dalam bidang bimbingan karier, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa SD mengenali dan mulai mengarahkan diri untuk masa depan karier. Bidang bimbingan ini memuat pokok-pokok materi berikut :
1. Pengenalan awal terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
2. Pengenalan, orientasi dan informasi karier pada umumnya, secara sederhana.
3. Pengenalan dan pemahaman diri secara awal berkanaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan.
4. Orientasi dan informasi sederhana terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya dalam kaitannya dengan karier yang hendak dikembangkan.

Catatan :

Bimbingan karier di SD merupakan kegiatan yang paling awal dan mendasar bagi pengembangan karier secara menyeluruh sepanjang hayat. Materi bimbingan karier yang diberikan pada tingkat ini bersifat umum dan tidak mengarah pada jenis-jenis jabatan/ pekerjaan tertentu. Pemberian materi bimbingan karier untuk siswa-siswa SD pada umumnya dimaksudkan untuk :
- Mengembangkan sikap positif terhadap segala jenis pekerjaan.
- Membawa para siswa untuk menyadari betapa luasnya dunia kerja yang ada.
- Menjawab berbagai pertanyaan para siswa tentang pekerjaan.
- Menekankan jasa dari masing-masing jenis pekerjaan, yaitu untuk kesejahteraan hidup rumah tangga dan masyarakat.
Informasi pekerjaan untuk siswa kelas tinggi SD Perlu diperluas dan diperkuat. Hal ini bertujuan agar mereka memahami bahwa :
- Pekerjaan ada di mana-mana, ditingkat desa, kecamatan, kabupaten, propinsi, negara, dan bahkan dunia.
- Terdapat saling ketergantungan antara pekerjaan yang satu dengan yang lainnya.
- Baik kemampuan khusus maupun ciri-ciri kepribadian tertentu diperlukan untuk mencapai keberhasilan bagi sebagian besar jenis pekerjaan.
- Untuk memilih suatu pekerjaan diperlukan informasi yang tepat, yaitu tentang hakekat pekerjaan itu sendiri, latihan yang diperlukan, kondisi kerja, Dsb.
- Ada antara pekerjaan yang satu dengan yang lainnya.
- Baik kemampuan khusus maupun ciri-ciri kepribadian tertentu diperlukan untuk mencapai keberhasilan (kesuksesan) bagi sebagian besar jenis pekerjaan.
- Untuk memilih suatu pekerjaan diperlukan informasi yang tepat, yaitu tentang hakekat pekerjaan itu sendiri, latihan yang diperlukan, kondisi kerja, Dsb.
- Ada berbagai masalah yang mungkin dihadapi oleh orang-orang yang menginginkan pekerjaan tertentu.
- Untuk memilih pekerjaan atau karier di masa depan perlu kehati-hatian dan pertimbangan yang matang.

JENIS LAYANAN DAN KEGIATAN PENDUKUNG
BIMBINGAN DAN KONSELING

Sebagaimana dikemukakan pada Bagian Pertama (Paduan Umum). Layanan bimbingan dan konseling meliputi : layanan orientasi, informasi, penempatan/ penyaluran, pembalajaran. Konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok, sedangkan kegiatan pendukungnya meliputi aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus.
Semua jenis layanan dan kegiatan pendukung tersebut diselenggarakan dengan mengacu pada bidang-bidang bimbingan dan konseling sebagaimana telah diuraikan di atas. Bentuk dan isi layanan dan kegiatan pendukung disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan siswa SD.

A. LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Berikut ini akan dikemukakan secara umum tujuan dan fungsi, materi, serta penyelenggaraan setiap jenis layanan bimbingan dan konseling.
1. Layanan Orientasi
a. Tujuan dan Fungsi Layanan Orientasi
Layanan orientasi di SD ditujukan untuk siswa baru (bila perlu melalui orang tua siswa) guna memberikan pemahaman dan memungkinkan penyesuaian diri (terutama penyesuaian diri siswa) terhadap lingkungan sekolah yang baru dimasuki. Hasil yang diharapkan dari layanan orientasi ialah dipermudahnya penyesuaian diri siswa terhadap pola kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan kegiatan disekolah lain yang mendukung keberhasilan siswa. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan orientasi ialah fungsi pemahaman dan pencegahan.

b. Materi Umum Layanan Orientasi
Materi yang dapat diangkat malalui layanan orientasi ada berbagai macam, yaitu meliputi :
(1). Orientasi umum sekolah yang baru dimasuki
(2). Orientasi kelas baru dan cawu baru
(3). Orientasi kelas terakhir dan cawu terakhir, EBTA/ EBTANAS, ijazah

c. Penyelenggaraan Layanan Orientasi
Layanan orientasi dapat diselenggarakan melalui berbagai cara, terutama ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Selanjutnya dapat dilengkapi dengan peragaan, selebaran, dan peninjauan ketempat-tempat yang dimaksud misalnya : ruangan kelas, laboratium, perpustakaan dan lain-lain. Materi orientasi dapat diberikan oleh guru kelas dan kepala sekolah.
Materi orientasi dapat diberikan kepada sejumlah siswa dalam bentuk pertemuan umum (yang diikuti sejumlah besar hadirin/ peserta). Atau pertemuan klasikal (yang diikuti oleh para siswa dari satu kelas). Atau pertemuan kelompok (yang diikuti oleh sejumlah peserta secara terbatas).

2. Layanan Informasi
a. Tujuan dan Fungsi Layanan Informasi
Layanan informasi bertujuan untuk membekali siswa dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri. Merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Pemahaman yang diperoleh melalui layanan informasi digunakkan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan cita-cita. Menyelenggarakan kehidupan sehari-hari dan mengambil keputusan.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh jenis layanan informasi ialah fungsi pemahaman dan pencegahan.
b. Materi Umum Layanan Informasi
Materi yang dapat diangkat melalui layanan informasi ada berbgai macam, yaitu meliputi :
(1) Informasi pengembangan pribadi.
(2) Informasi kurokulum dan proses belajar-mengajar.
(3) Informasi sekolah menengah.
(4) Informasi jabatan (awal/ sederhana).
(5) Informasi lingkungan (kehidupan keluarga, sosial kemasyarakatan, keberagamaan, sosial budaya, dan lingkungan lainnya).

c. Penyelenggaraan Layanan Informasi
Seperti layanan orientasi, layanan informasi dapat diselenggarakan melalui ceramah, tanya jawab, dan diskusi yang dilengkapi dengan peragaan, selebaran, tayangan foto, film atau video, dan peninjauan ke tempat-tempat atau obyek-obyek yang dimaksudkan. Berbagai nara sumber baik dari sekolah sendiri, sekolah lain, lembaga-lembaga pemerintahan, maupun dari berbagai kalangan dimasyarakat dapat diundang untuk memberikan informasi pada siswa. Seperti juga dalam layanan orientasi, layanan informasi dapat diselenggarakan baik dalam bentuk pertemuan umum, pertemuan klasikal, maupun pertemuan kelompok. “Papan Informasi” dapat diselenggarakan untuk menyampaikan berbagai bahan informasi dalam bentuk tulisan, gambar, pamflet, dan lain sebagainya. Layanan informasi yang lebih menyeluruh dapat diberikan dalam bentuk “Hari Informasi”.
Sesuai dengan jenis dan sifatnya, materi informasi dapat diberikan pada awal atau akhir suatu periode pendidikan, atau di antara keduanya. Atau dengan kata lain, layanan informasi dapat diberikan kapan saja pada waktunya yang memungkinkan.

3. Layanan Penempatan dan Penyaluran
a. Tujuan dan Fungsi Layanan Penempatan dan Penyaluran
Berbagai hal, seperti kemampuan, bakat, dan minat banyak yang tidak tersalurkan secara tepat. Kondisi seperti itu mengakibatkan siswa yang bersangkutan mengalami banyak kerugian dan tidak dapat berkembang secara optimal.
Layanan penempatan dan penyaluran memungkinkan siswa berada pada posisi dan pilihan yang tepat, yaitu berkenaan dengan posisi duduk dalam kelas, kelompok belajar, kegiatan ekstra kurikuler, program latihan, dan kegiatan-kegiatan lainnya sesuai dengan kondisi fisik dan psikisnya.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan penempatan / penyaluran ialah fungsi pencegahan dan perkembangan/ pemeliharaan.

b. Materi Umum Layanan Penempatan dan Penyaluran
Materi yang dapat diangkat melalui layanan penempatan dan penyaluran ada berbagai macam, yaitu meliputi :
(1). Penempatan di dalam kelas : berdasarkan kondisi dan ciri pribadi dan hubungan sosial siswa, serta “asas pemerataan”
(2). Penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar, berdasarkan kemampuan, dan kelompok “campuran”.
(3). Penempatan dan penyaluran ke dalam program/ kegiatan yang lebih luas.

c. Penyelenggaraan Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran didahului oleh penelaahan tentang :
(1). Kondisi fisik siswa yang meliputi :
(a). keadaan panca indera (terutama mata dan telinga).
(b). ukuran badan.
(c). Jenis kelamin, dan
(d). keadaan fisik lainnya
(2). Kemampuan belajar, kemampuan berkomunikasi, bakat dan minat
(3). Kondisi psikofisik, seperti terlalu banyak gerak, cepat lelah.
Penelitian hal-hal tersebut di atas dapat dilakukan melalui pengamatan langsung, analisis hasil belajar dan himpunan data, penyelenggaraan istrumentasi bimbingan dean konseling (tes dan inventori). Wawancara dengan siswa analisis laporan (misalnya laporan dari guru lain). Serta diskusi dengan personil sekolah. Semua hasil telaah itu dipadukan sehingga diperoleh kesimpulan yang mantap. Sebelum penempatan/ penyaluran dilaksanakan rencana yang dibuat oleh guru kelas terlebih dahulu disampaikan kepada siswa yang bersangkutan (khususnya untuk siswa-siawa kelas yang lebih tinggi). Jika dimungkinkan, guru kelas secara langsung menyusun perencanaan/ penyaluran bersama siswa (siswa-siswa) yang bersangkutan.

4. Layanan Pembelajaran
a. Tujuan dan Fungsi Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran dimaksudkan untuk memungkinkan siswa memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, ketrampilan dan matewri belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan perkembangan dirinya.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan pembelajaran ialah fungsi pemeliharaan dan pengembangan.

b. Materi Umum Layanan Pembelajaran
Materi yang dapat diangkat melalui layanan pembelajaran ada berbagai macam, yaitu meliputi :
(1). Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar : tentang kemampuan, motivasi, sikap dan kebiasaan belajar
(2). Pengembangan motivasi, sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
(3). Pengembangan ketrampilan belajar : membaca, mencatat, bertanya dan menjawab, dan menulis.
(4). Pengajaran perbaikan.
(5). Program pengayaan.

c. Penyelenggaraan Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran didahului oleh pengungkapan kemampuan dan kondisi siswa dalam kegiatan belajarnya, sehingga dapat diketahui siswa-siswa yang :
(1). Cepat dan sangat cepat dalam belajar.
(2). Lambat dan sangat lambat dalam belajar.
(3). Kurang motivasi dalam belajar.
(4). Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar.
(5). Tidak memiliki ketrampilan teknis dalam belajar yang memadai.
Pengungkapan hal-hal tersebut diatas dapat dilakukan melalui pengamatan langsung, analisis hasil belajar dan himpunan data, penyelengaraan instrumentasi BK (tes dan inventori), wawancara dengan siswa, analisis laporan (misalnya laporan dari guru lain), dan diskusi dengan personil sekolah. Hasil-hasilpengungkapan itu dapat lebih diperkayalagi melalui konferensi kasus. Semua hasil pengungkapan itu disatukan sehingga diperoleh kesimpulan yang terpadu dan tepat.
Sesuai dengan jenis dan sifat materinya, serta tujuan khususnya, layanan pembelajaran dapat diselenggarakan dalam bentuk kegiatan klasikal, kelompok, dan/atau perorangan. Untuk berbagai materi dalam kaitannya dengan aspek belajar tertentu, kegiatan klasikal (yang diikuti oleh siswa seluruh kelas yang dimaksud). Dengan metode ceramah yang disertai tanya jawab, dan bahkan diskusi dapat diselenggarakan. Lebih jauh, kelompok-kelompok kecil dapat dibentuk untuk memperjelas ataupun mempraktekkan materi yang dimaksudkan itu.
Kegiatan pengajaran perbaikan dan program pengayaan dapat dilakukan oleh guru kelas. Guru kelas menganalisa hasil belajar seluruh siswa di kelasnya sehingga dapat diidentifikasikan secara tepat siswa-siswa yang memerlukan pengajaran perbaikan ataupun program pengayaan. Selanjutnya, guru kelas menyusun program kegiatan pengajaran perbaikan atau pengayaan untuk siswa-siswa yang memerlukan. Kegiatan tersebut dapat diselenggarakan secara klasikal, kelompok, dan/atau individual.

5. Layanan Konseling Perorangan
a. Tujuan dan Fungsi Layanan Konseling Perorangan
Layanan konseling perorangan memungkinkan siswa mendapatkan layanan langsung secara tatap muka dengan guru kelas atau pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahannya.
Fungsi utama bimbingan yang didukungoleh layanan konseling perorangan ialah fungsi pengentasan.

b. Materi Umum Layanan Konseling Perorangan
Materi yang dapat diangkat melalui layanan konseling perorangan ada berbagai macam, yang pada dasarnya tidak terbatas. Layanan ini dilaksanakan untuk segenap masalah siswa secara perorangan (dalam segenap bidang bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karier).
Setiap siswa secara perorangan dapat membawa masalah yang dialaminya kepada guru kelas atau pembimbing. Lebih lanjut, guru kelas atau pembimbing akan melayani siswa dengan berbagai permasalahannya itu, sorang demi seorang, tanpa membedakan pribadi siswa ataupun permasalahan yang dihadapinya.

c. Penyelenggaraan Layanan Konseling Perorangan
Pada dasarnya layanan konseling perorangan terselenggara atas inisiatif siswa yang mengalami masalah. Namun demikian, guru kelas tidak boleh hanya sekedar menunggu saja kedatangan siswa untuk meminta diberi layanan konseling perorangan.
Guru kelas dapat memanggil siswa untuk mengonsultasikan masalahnya kepada guru kelas. Pemanggilan ini didahului oleh analisis yang mendalam tentang perlunya siswa yang bersangkutan di8panggil, sehingga pemanggilan itu benar-benar beralasan dan kedatangan siswa kepada guru kelas akan memberikan hasil yang cukup berarti. Analisis tersebut meliputi antara lain analisis hasil belajar, hasil instrumentasi bimbingan dan konseling hasil pengamatan, dan/atau laporan dari pihak-pihak tertentu.
Kedatangan siswa kepada guru kelas dapat pula melalui perantaraan orang lain. Misalnya kepala sekolah, guru mata pelajaran. Orang Tua, atau pihak-pihak lain. Berkenaan dengan cara kedatangan siswa yang tidak sama itu (datang atas kamauan sendiri). Guru kelas tidak boleh membedakan para siswa itu atas cara kedatangan mereka.
Guru kelas melaksanakan layanan konseling secara intensif dengan menerapkan berbagai teknik konseling, dari teknik pengungkapan masalah, sampai dengan teknik pengubahan tingkah laku. Apabila diperlukan guru kelas dapat mengalih tangankan siswa yang memerlukan konseling perorangan itu kepada pembimbing yang lebih ahli.

6. Layanan Bimbingan Kelompok
a. Tujuan dan Fungsi Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimjbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber (terutama dari guru kelas).
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan bimbingan kelompok ialah fungsi pemahaman dan pengembangan.

b. Materi Umum Layanan Bimbingan Kelompok
Melalui dinamika dalam bimbingan kelompok dapat dibahas berbagai hal yang amat beragam (dan tidak beragam) yang berguna bagi siswa (dalam segenap bidang bimbingan). Materi tersebut antara lain meliputi :
(1) Pemahaman dan pemantapan kehidupan keberagaman, dan hidup sehat.
(2) Pemahaman tentang berbgai peristiwa yang terjadi dilingkungan sekitar dan masyarakat.
(3) Pengaturan dan penggunaan waktu secara efektif.
(4) Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar, pemahaman hasil belajar, timbulnya kegagalan belajar dan cara-cara penanggulangannya (termasuk EBTA, EBTANAS).
(5) Pengembangan hubungan sosial yang efektif dan produktif.
(6) Pemahaman dunia kerja dan pilihan jabatan serta perencanaan masa depan (secara sederhana).
(7) Pemahaman tentang pendidikan lanjutan.

c. Penyelenggaraan Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok memanfaatkan dinamika kelompok untuk mencapai tujuan layanan bimbingan. Agar dinamika kelompok yang berlangsung didalam kelompok tersebut dapat sewcara efektif bermanfaat bagi pembinaan para anggota kelompok, maka jumlah anggota sebuah kelompok tidak boleh terlalu besar, sekitar 10 orang, atau paling banyak 15 orang. Jumlah siswa dalam satu kelas dapat dibagi menjadi 3-4 kelompok.
Untuk kelompok-kelompok siswa itu guru kelas menyusun jadwal kegiatan kelompok secara teratur, misalnya setiap kelompok melaksanakan kegiatan sekali dalamdua minggu,dengan topik-topik bahasa yang bervariasi *).Situasi yang kejadian-kejadian aktual,baik di sekolah, di rumah, ataupun di masyarakat (misalnya banyak siswa yang absen,corat-coret pada dinding kelas atau bangku siswa,mempergunakan sumber- sumber belajar secara lebih efisien, mengisi wakyu senggang, bagaimana membantu urusan rumah tangga, peristiwa tabrak lari, kebersihan lingkungan,akibat banyak nonton televisi, dsb) perlu dijadikan topik yang hangat untuk dibicarakan oleh setiap kelompok siswa.
Dalam layanan bimbingan kelompok Guru Kelas secara langsung berada dalam kelompok tersebut, dan bertindak sebagai fasilitator (pemimpin kelompok) dalam dinamika kelompok yang terjadi, dengan menerapkan strategi pengembangan dan teknik-teknik bimbingan kelompok **). Setiapkali kegiatan kelompok berlangsung selama waktu tertentu, misalnya satu atau dua jam, bahkan dapat sampai tiga jam.
Manfaat dan pentingnya bimbingan kelompok perlu mendapat penekanan yang sungguh-sungguh. Melalui bimbingan kelompok para siswa.
(1) Diberi kesempatan yang luas untuk berpendapat dan membicarakan
(2) berbagai hal yang terjadi di sekitarnya.
(3) Memiliki pemahaman yang objektif, tepat, dan cukup luas tentang berbagai hal yang mereka bicarakan itu.
(4) Menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan diri dan lingkungan mereka yang bersangkut paut dengan hal-hal yang mereka bicarakan di dalam kelompok.
(5) Menyusun program-program kegiatan guna mewujudkan penolakan terhadap yang buruk dan sokongan terhadap yang baik itu.
(6) Melaksanakan kegiatan-kegiatan nyata dan langsung untuk membuahkan hasil sebagaimana mereka programkan semula.
Lima kemanfaatan yang berjenjang diatas dapat ditempa melalui dinamika kelompok dibawah bimbingan guru kelas atau pembimbing. Apabila kemanfaatan itu dapat ditumbuhkembangkan, maka bimbingan kelompok akan sangat efektif bukan saja bagi perkembangan pribadi masing-masing siswa tetapi juga bagi kemaslahatan lingkungan dan masyarakat. Kemanfaatan tersebut akan dapat berlipat ganda, mengingat bimbingan kelompok dapat menjangkau sasaran yang lebih besar daripada layanan bimbingan dan konseling lain yang bersifat perorangan.
7. Layanan Konseling Kelompok
a. Tujuan dan Fungsi Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok memungkinkan siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan konseling kelompok ialah fungsi pengentasan.

b. Materi Umum Layanan Konseling Kelompok
Konseling kelompok merupakan konseling yang diselenggrkan dalam kelompok, dengan memanfaatkan dinamikakelompok yang terjadi didalam kelompok itu.

c. Penyelenggaraan Layanan Konseling Kelompok
Layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok merupakan dua jenis layanan yang saling keterkaitannya sangat besar. Keduanya mempergunakan dinamika kelompok sebagai media kegiatannya. Apabila dinamika kelompok dikembangkan dan dimanfaatkan secara efektif didalam kedua jenis layanan itu, maka hasil yang dapat diharapkan dicapai melalui kedua jenis layanan itu secara bersama-sama kecuali hal-hal yang bersangkut paut dengan pemahaman (sebagai fungsi pokok bimbingan kelompok) dan pengentasan masalah (sebagai fungsi pokokkonseling kelompok) adalah suasana kejiwaan yang sehat antara lainberkanaan dengan spontanitas, perasaan positif serta peningkatan pengetahuan dan ketrampilan sosial.
Dalam kegiatan kelompok (baik layanan bimbingan kelompok maupunkonseling kelompok) hal-hal yang perlu ditampilkan oleh seluruh anggota kelompok adalah :
(1). Membina keakraban dalam kelompok.
(2). Melibatkan diri secara penuh dalam suasana kelompok.
(3). Bersama-sama mencapai tujuan kelompok.
(4). Membina dan mematuhi aturan kegiatan kelompok.
(5). Ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok.
(6). Berkomunikasi secara bebas dan terbuka.
(7). Membantu anggota lain dalam kelompok
(8). Memberikan kesempatan kepada anggota lain dalam kelompok.
(9). Menyadari pentingnya kegiatan kelompok.
Dalam konseling kelompok masalah probadi setiap anggota kelompok dibicarakan melalui dinamika kelompok.

8. Operasionalisasi Penyelenggaraan Pelayanan
Sesuai dengan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling, sebagaimana tertera dalam bagian pertama (Panduan Umum) pelayanan bimbingan dan konseling di SD diberikan kepada semua siswa. Berbagai jenis layanan bimbingan dan konseling diatas perlu dirinci menjadi satuan-satuan kegiatan layanan yang masing-masing diuraikan (lihat lampiran) serta dipersiapkan dengan matang sesuai dengan kebutuhan siswa sebagai sasaran layanan.
Dalam penyelenggaraan setiap layanan yang sudah dirinci tersebut, Guru Pembimbing perlu memperhatikan dan menerapkan :
(1). Prosedur dan teknik masing-masing layanan secara tepat.
(2). Asas-asas dan kode etik profesional bimbingan dan konseling
(3). Kerja sama dengan pihak lain, baik pihak lain disekolah maupun diluar sekolah, sesuai dengan peranan masing-masing pihak tersebut.
Untuk dapat menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling dengan tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi, guru kelas wajib mengembangkan pemahaman, prosedur dan teknik masing-masing layanan itu melalui pendidikan prajabatan tenaga bimbingan dan konseling serta kegiatan pemgembangan lainnya yang diprogramkan secara tepat.

B. KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN DAN KONSELING
Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling meliputi kegiatan pokok aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus. Semua jenis kegiatan pendukung itu dilaksanakan di SD dan secara langsung dikaitkan pada keempat bidang bimbingan, serta disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan siswa SD. Hasil kegiatan pendukung itu dipakai untuk memperkuat satu atau beberapa jenis layanan bimbingan dan konseling.
1. Aplikasi Instrumentasi
a. Tujuan dan fungsi Aplikasi Instrumentasi
Aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling bermaksud mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik (baik secara individual maupun kelompok). Keterangan tentang lingkunganpeserta didik dan lingkungan yang lebih luas (termasuk didalamnya informasi pendidikan dan jabatan). Pengumpulan data dan keterangan ini dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.
Hasil pengumpulan data itu dipakai dalam kegiatan layanan bimbingan dan konseling sebagaimana tersebut pada bagian terdahulu.
Fungsi utama bimbingan yang diemban oleh kegiatan penunjang aplikasi istrumentasi ialah fungsi pemahaman.

b. Materi Umum Aplikasi Instrumentasi
Data dan keterangan yang perlu dikumpulkan melalui aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling pada umumnya meliputi :
(1) Kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Kemampuan dan kondisi mental dan fisik siswa.
(3) Kemampuan pengenalan lingkungan dan hubungan sosial.
(4) Sikap kebiasaan, ketrampilan, dan kemampuan belajar.
(5) Informasi karier dan pendidikan.
(6) Kondisi keluarga dan lingkungan.

c. Penyelenggaraan Aplikasi Intrumentasi
Untuk mengungkapkan dan mengumpulkan berbagai data dan keterangan yang diperlukan dalam bimbingan dan konseling dimanfaatkan sejumlah instrumen, baik yang berupa tes maupun non tes. Untuk mengungkapkan kemampuan dan kondisi pribadi, seperti inteligensi, bakat dan ciri-ciri kepribadian lainnya digunakan tes standar
2. Himpunan Data
a. Tujuan dan Fungsi Himpunan Data
Penyelenggara himpunan data bermaksud menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan siswa dalam berbagai aspeknya. Data yang terhimpun merupakan hasil dari upaya aplikasi instrumentasi dan kegiatan lainnya, dan apa yang menjadi isi himpunan data dimanfaatkan sebesar-besarnya dalam kegiatan layanan bimbingan
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh penyelenggaraan himpunan data ialah fungsi pemahaman.

b. Materi Umum Himpunan Data
Berbagai hal yang termuat di dalam himpunan data meliputi pokok data/ keterangan tentang :
(1). Identitas siswa dan keluarganya.
(2). Hasil aplikasi instrumentasi.
(3). Hasil belajar, karya tulis dan rekaman kemampuan siswa.
(4). Catatan anecdot.
(5). Informasi pendidikan dan jabatan.
(6). Laporan dan catatn khusus.

c. Penyelenggaraan Himpunan Data
Hasil aplikasi instrumentasi pada umumnya menjadi isi yang dianggap penting dalam himpunan data. Lebih dari itu himpunan data juga dapat meliputi hasil wawancara, konferensi kasus, kunjungan rumah, analisis hasil belajar, pengamatan, dan hasil upaya pengumpulan bahan lainnya yang dianggap relavan dengan pelayanan bantuan terhadap siswa keseluruhan data yang dikumpulkan itu dapat dikelompokkan menjadi
1) Data Pribadi
Data pribadi menyangkut diri masing-masing siswa secara perorangan. Himpunan data pribadi dilakukan terpisah untuk setiap siswa, karena himpunan data pribadi bersifat berkelanjutan maka harus ada kerja sama antar guru kelas.
2) Data kelompok
Data kelompok menyangkut aspek tertentu dari sekelompok siswa, seperti gambaran menyeluruh hasil belajar siswa satu kelas, hasil sosiometri, laporan penyelenggaraan dan hasil diskusi/ belajar kelompok, penyelenggaraan dan isi bimbingan dan konseling kelompok, dan sebagainya

3) Data umum
data umum tidak secara langsung menyangkut diri siswa baik secara pribadi (perorangan). Ataupun kelompok, data itu berasal dari luar diri siswa.

3. Konferensi Kasus
a. Tujuan dan Fungsi Konferensi Kasus
Dalam konferensi kasus secara spesifik dibahas permasalahan yang dialami oleh siswa tertentu dalam suatu forum diskusi yang dihadiri oleh pihak-pihak terkait (seperti Guru Kelas, Guru Mata Pelajaran, Kepala Sekolah, Orang Tua, dan Tenaga Ahli lainnya) yang diharapkan dapat memberikan data dan keterangan lebih lanjut serta kemudahan kemudahan bagi terentaskannya permasalahan tersebut. Konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.
Fungsi utama konferensi kasus ialah fungsi pemahaman dan pengentasan.

b. Materi Umum Konferensi Kasus
Materi pokok yang dibicarakan dalam konferensi kasus ialah segenap hal yang menyangkut permasalahan (kasus) yang dialami oleh siswa yang bersangkutan. Permasalahan itu didalami dan dianalisis berbagai seginya baik rincian masalahnya, sebab-sebab dan sangkut paut antara brbagai hal yang ada didalamnya, maupun berbagai kemungkinan pemecahannya serta faktor-faktor penunjangnya dikehendaki pula melalui konferensi kasus itu akan dapat terbina kerja sama yang harmonis diantara para peserta pertemuan dalam mengatasi masalah yang dialami oleh siswa.

c. Penyelenggaraan Konferensi Kasus
Tidak semua masalah siswa perlu dikonferensikan kasus. Guru kelas menyelenggarakan konferensi kasus hanya apabila untuk penanganan suatu maslah siswa diperlukan data/ keterangan tambahan atau masukan dari pihak-pihak tertentu. Untuk itu Guru Kelas mengundang (dengan sepengetahuan Kepela Sekolah) pihak-pihak tertentu yang diyakini dapat membantu penanganan masalah siswa, misalnya orang tua, Guru Mata Pelajaran, Kepala Sekolah dan pihak-pihak lain yang bersangkutan.

4. Kunjungan Rumah
a. Tujuan dan Fungsi Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah mempunyai tujuan pokok, yaitu untuk memperoleh berbagai keterangan (data) yang diperlukan dalam pemahaman lingkungan dan permasalahan siswa.
Fungsi utama bimbingan yang diemban oleh kegiatan kunjungan rumah ialah Fungsi pemahaman dan pengentasan.

b. Materi Umum Kunjungan Rumah
Dengan kunjungan rumah akan diperoleh berbagai data dan keterangan tentang berbagai hal yang besar.
Kemungkinan ada sangkut pautnya dengan permasalahan siswa. Data/ keterangan ini meliputi:
(1) kondisi rumah tangga dan orang tua.
(2) Fasilitas belajar yang ada di rumah.
(3) Hubungan antara anggota keluarga.
(4) Sikap dan kebiasaan anak (siswa) di rumah.
(5) Berbagai pendapat orang tua dan anggota keluarga lainya terhadap anak (siswa)
(6) Komitmen orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam perkembangan anak dan pengentasan masalah anak (siswa).

c. Penyelenggaraan Kunjungan Rumah
Seperti konferensi kasus, tidak semua masalah siswa memerlukan kunjungan rumah. Hanya masalah-masalah yang memerlukan data\keterangan dan komitmen dari orang tua sajalah yang memerlukan kunjungan rumah.untuk kunjungan rumah Guru Kelas perlu mengadakan persiapan, berupa:
(1) Pembicaraan dengan siswa yang bersangkutan tentang rencana kunjungan rumah (terutama untuk siswa kelas tinggi).
(2) Rencana yang matang yang mencukup antara lain (a) waktu kunjungan dan (b) isi kunjungan : apa saja yang hendak dibicarakan dengan orang tua dan anggota keluarga lainnya:apa yang hendak diobservasi; dan komitmen apa yang hendak dimintakan dari orang tua.
(3) Pemberitahuan kepada orang tua yang akan dikunjungi (dengan seizin Kepala Sekolah).

5. Alih Tangan Kasus
a. Tujuan dan Fungsi Alih Tangan Kasus
Alih tangan kasus bertujuan mendapatkan penenganan yang lebih tepat tuntas atas masalah yang dialami siswa, dengan jalan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak kepada pihak yang lebih ahli.
Fungsi utama bimbingan yang diemban oleh kegiatan alih tangan ialah fungsi pengentasan.

b. Materi Umum Alih Tangan Kasus
Materi pokok kasus yang dialihtangankan pada dasarnya sama dengan keseluruhan kasus yang dialami oleh siswa yang bersangkutan.

c. Penyelenggaraan Alih Tangan Kasus
Alih tangan kasus hanya dilakukan apbila guru kelas menjumpai kenyataan bahwa sebagian atau keseluruhan inti permasalahan siswa berada diluar kemampuan/ kewenangan Guru Kelas.

6. Operasionalisasi dan Penggunaan Hasil Kegiatan Pendukung
Sebagaimana layanan bimbingan dan konseling, kegiatan pendukungpun perlu dirinci menjadi satuan-satuan kegiatan dengan uraian yang jelas dan lengkap (lihat lampiran) serta dipersiapkan dengan matang. Lebih jauh, penyelenggaraan kegiatan pendukung perlu menerapkan secara tepat prosedur dan teknik untuk setiap kegiatan itu. Demikian pula asas-asas dan kode etik bimbingan harus melasdasi setiap kegiatan. Kerja sama berbagai pihak, sesuai dengan peranannya masing-masing, akan lebih menjamin suksesnya kegiatan yang dimaksudkan itu.
Kegiatan pendukung berfungsi mendukung/ membantu penyelenggaraan berbagai layanan bimbingan dan konseling. Dalam kaitan ini, perlu diingatkan bahwa terlaksananya layanan bimbingan dan konseling adalah lebih utama daripada kegiatan-kegiatan pendukung. Hal ini tidak berarti bahwa kegiatan pendukung menjadi kurang penting dan tidak perlu dilaksanakan.
Kegiatan pendukung tetap penting dan perlu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, tetapi kesibukan pelaksanaan kegiatan pendukung jangan sampai mendesak dan mengecilkan penyalenggaraan layanan bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih utama itu. Keadaan yang terbaik adalah apabila segenap layanan bimbingan dan konseling dapat terselenggara secara penuh dengan memperoleh sokongan dari kegiatan-kegiatan pendukung yang terselenggara dengan mantap.





PELAKSANAAN PELAYANAN
BIMBINGAN KONSELING DI SD :
KELAS I DAN II

Fungsi-fungsi pemahaman, pencegahan, pengentasan dan pemeliharaan/ pengembangan perlu diwujudkan melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung bimbngan dan konseling. Sesuai dengan tingka perkembangan siswa kelas I dan II SD. Jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling yang perlu terlaksana ialah :
a layanan orientasi dan informasi.
b Layanan penempatan/ penyaluran.
c Layanan pembelajaran
Sedangkan kegiatan pendukungnya ialah :
a Aplikasi instrumentasi.
b Himpunan data.
c Konferensi kasusu.
d Kunjungan rumah.
e Alih tangan kasus.
A. LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Masing-masing layanan bimbingan dan konseling menyangkut berbagai materi yang termuat di dalam keempat bidang bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karier.
1. Layanan Orientasi dan Informasi
layanan orientasi dan informasi di Kelas I dan II SD terutama sekali diselenggarakan terhadap orang tua siswa agar para orang tua itu memahami kondisi dan tuntutan sekolah. Dengan pemahaman seperti itu orang tua diharapkan akan bekerja sama dan membantu sekolah demi keberhasilan pendidikan anak-anak mereka.
a. Materi Layanan Orientasi dan Informasi
materi layanan orientasi dan informasi di kelas-kelas rendah SD terutama adalah :
(1). Materi bimbingan pribadi
(a). Informasi tentang fasilitas penunjang ibadah keagamaan yang ada di sekolah dan tuntutan sekolah akan kegiatan ibadah anak-anak
(b). Informasi tentang hak dan kewajiban siswa SD karena anak masih amat tergantung pada orang tua, maka hak dan kewajiban ini pada umumnya dilimpahkan pada orang tua.
(c). Informasi tentang tuntutan akan kebersihan dan kesehatan, seperti pakaian seragam dan kebersihannya, makan pagi dan jajan di sekolah, buang air, dsb.

(2). Materi bimbingan sosial
(a). Informasi tentang peraturan dan tata tertib sekolah, seperti disiplin mengikuti pelajaran, upacara bendera, masuk dan keluar ruang kelas, dsb.
(b). Informasi tentang tata pergaulan dan hubungan sosial, misalnya : bagaimana mengucapkan salam, menyapa kawan, menyapa guru, meminta izin melakukan sesuatu, mengucapkan terima kasih, meminta maaf, dsb.
(c). Informasi tentang kebiasaan saling menyayangi dan saling membantu.
(d). Informasi tentang kebiasaan antri secara tertib.
(e). Informasi tentang adanya kegiatan ekstra kurikuler yang menunjang pengembangan sosial siswa, seperti kepramukaan, dan bagaimana mengikuti kegiatan tersebut.
(3). Materi bimbingan belajar
(a). Informasi tentang kurikulum SD, yang meliputi :
- tujuan pendidikan SD.
- mata pelajaran SD.
- sistem dan pendidikan proses belajar, baik dikelas maupun di luar kelas (di rumah).
- sistem ulangan, penilaian, rapor, dan kenaikan kelas
- pelayanan bimbingan dan konseling yang ada di sekolah.
(b). Informasi tentang jam belajar sekolah.
(c). Informasi tentang fasilitas belajar yang ada di sekolah, seperti perpustakaan, sarana olah raga.
(d). Informasi tentang kegiatan belajar yang dituntut dari siswa.
(e). Informasi tentang perlunya pengembangan kreativitas anak.
(f). Informasi tentang peranan orang tua membantu anak belajar (di rumah).
(4). Materi bimbingan karier
(a). gambaran tentang perlunya bekerja untuk mencari nafkah.
(b). penghargaan terhadap segenap jenis pekerjaan.
(c). gambaran tentang orang-orang yang rajin bekerja dan hasil-hasil yang mereka peroleh.
b. Pelaksanaan Layanan Orientasi dan Informasi
layanan orientasi dan informasi yang diberikan kepada orang tua diselenggarakan malalui pertemuan langsung antara para orang tua dengan Guru kelas, minimal pada setiap awal catur wulan pertama : sedangkan yang langsung diberikan kepada siswa dapat dilakukan melalui berbagai cara dan bentuk kegiatan :
(1). Dalam kegiatan di luar kelas, seperti dalam upacara, ketika berbaris hendak memasuki ruang kelas, ketika menyelenggarakan kegiatan ekstra-kurikuler, dsb.
(2). Dalam kegiatan di kelas, seperti pengaturan duduk dengan tertib, berdoa sebelum mulai pelajaran, mengikuti pelajaran, cara yang baik bertanya kepada guru, menjawab pertanyaan kawan dan merespon secara baik jawaban kawan, memakai alat-alat belajar, dsb.
(3). Dalam penyelenggaraan mata pelajaran tertentu, seperti tata cara pergaulan diinfusikan kedalam pelajaran PMP, Bahasa Indonesia : gambaran tentang perlunya bekerja diinfusikan kedalam pelajaran Bahasa Indonesia, IPS yang menyangkut lingkungan sosial, Berhitung, dsb.
(4). Dalam kesempatan khusus yang sengaja diadakan oleh guru, seperti penjelasan tentang kegiatan belajar sehari-hari, pekerjaan rumah, tugas-tugas piket harian, dsb.
(5). Dalam kesempatan insindentil kepada siswa tertentu tentang sesuatu hal yang timbul waktu itu, seperti mengucapkan salam, cara memasuki ruangan, kerapihan dan kebersihan pakaian, memakai kamar kecil, dsb. (cara-cara dan bentuk kegiatan tersebut dapat bervariasi dan dimodivikasi sesuai dengan materi bimbingan yang diberikan dan kondisi yang ada pada waktu itu).
(6). Informasi berisi materi bimbingan karier dapat diberikan melalui cerita baik secara lisan maupun tulisan
Cara-cara dan bentuk kegiatan tersebut di atas bervariasi dan dimodifikasi sesuai dengan materi bimbingan yang diberikan dan kondisi serta kelengkapan yang ada pada waktu itu.
2. Layanan Penempatan/ Penyaluran
layanan penempatan/penyaluran diselenggarakan untuk melayani para siswa sesuai dengan potensi, bakat, minat, serta kondisi pribadinya.
a. Materi Layanan Penempatan/Penyaluran.
Materi-materi dalam layanan penempatan/penyaluran untuk para siswa kelas I dan II SD meliputi pokok-pokok berikut :
(1). Materi bimbingan pribadi
(a) penempatan siswa pada posisi duduk di dalam kelas dengan memperhatikan jenis kelamin, besar badan, kemampuan melihat dan mendengar, keberanian dan keagresifan, dan karakteristik pribadi lainnya. Posisi duduk ini hendaknya setiap kali (minimalaaaaa setiap catur wulan) diubah.
(b) penempatan/penyaluran siswa ke dalam kelompok dengan mempertimbangkan kecepatan belajar, misalnya ada kelompok “cepat, sedang, dan lambat” untuk keperluan lain dapat pula dibentuk kelompok campuran, agar siswa yang pandai dapat membantu siswa yang kurang pandai).
(c) penempatan/penyaluran siswa ke dalam kelompok dengan mempertimbangkan minat siswa, seperti kelompok untuk kegiatan keagamaan (misalnya belajar mengaji). Kepramukaan, kesenian, olahraga, dsb.
(2). Materi bimbingan sosial
(d) penempatan/penyaluran siswa ke dalam kelompok untuk membina kerja sama dan setia kawan, seperti kegiatan gotong royong, piket harian, menjenguk kawan sakit, belajar memahami lingkungan sekitar, dsb.
(e) penempatan secara khusus siswa yang mengalami keterlambatan atau penyimpangan sosial atau rendah diri ke dalam kelompok yang secra khusus dibentuk untuk membantu pengembangan kemampuan sosial siswa tersebut.
(3). Materi bimbingan belajar
(f) penempatan siswa ke dalam kelompok belajar dengan mempertimbangkan materi program pengayaan dan pengajaran perbaikan yang diperlukan siswa.
(g) penempatan siswa ke dalam kelompok belajar yang secara bersama-sama mempergunakan alat dan bahan balajar yang sama (misalnya atau buku dipakai bersama-sama oleh li8ma orang siswa).
(4). Materi bimbingan karier
(untuk siswa Kelas I dan II SD belum ada layanan penempatan/penyaluran dalam bimbingan karier).
b. Pelaksanaan Layanan Penempatan/Penyaluran.
Layanan penempatan/penyaluran tersebut secara langsung dilaksanakan oleh Guru Kelas, baik untuk kegiatan-kegiatan siswa didalam kelas, maupun diluar kelas. Penempatan/penyaluran siswa pada satu posisi, kelompok atau kegiatan tertentu tidak harus berlaku untuk waktu yang lama.
3. Layanan Pembelajaran
layanan pembelajaran bermaksud mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar siswa serta meningkatkan seoptimal mungkin hasil belajar mereka.
a. Materi Layanan Pembelajaran
materi layanan pembelajaran dikelas I dan II meliputi pokok-pokok berikut :
(1). Materi bimbingan pribadi
(h) upaya memantapkan sikap dan kebiasaan siswa untuk menuaikan ibadah agama, seperti menuaikan ibadah shalat tepat waktu bagi siswa yang beragama islam, dsb.
(i) upaya mengembangkan sikap siswa bahwa belajar itu menyenangkan.
(j) upaya mengembangkan sikap dan kebiasaan siswa rajin belajar.
(k) upaya mengembangkan sikap siswa untuk memperoleh hasil belajar (nilai) yang setinggi-tingginya atas usaha sendiri.
(l) upaya mengembangkan sikap siswa dalam memelihara dan memanfaatkan alat-alat belajar dengan sebaik-baiknya.
(m) upaya mengembangkan sikap siswa bahwa dirinya mampu belajar dengan baik.
(n) upaya mengembangkan sikap dan kebiasaan siswa dalam menjaga kebersihan dan kesehatan diri sendiri, misalnya selalu memperhatikan apakah yang akan dimakan itu bersih atau tidak, pakaiannya bersih atau tidak, bagaimana membersihkan kotoran yang ada pada diri sendiri, dsb.
(2). Materi bimbingan sosial
(o) upaya mengembangkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dengan baik, misalnya berkomunikasi dengan kata-kata yang baik (bukan kata-kata yang jorok atau kasar), dengan kalimat yang lancar (tidak gagap)
(p) upaya mengembangkan keberanian siswa berbicara dengan orang lain, baik teman sebaya, anak yang lebih besar, maupun orang dewasa – layanan ini amat diperlukan bagi siswa-siswa yang rendah diri atau terisolasikan dari kawan-kawannya.
(q) upaya mengembangkan kemampuan siswa dalam penggunaan atribut hubungan sosial yang paling awal, seperti mengucapkan salam, mengucapkan terima kasih apabila menerima sesuatu, meminta maaf apabila melakukan sesuatu yang salah, meminta izin untuk melakukan sesuatu yangt khusus, dsb.
(r) uapaya mengembangkan sikap dan kebiasaan siswa untuk menyayangi sesama teman.
(s) upaya mengembangkan sikap dean kebiasaan siswa hormat kepada orang tua dan orang dewasa lainnya.
(t) upaya mengembangkan sikap dan kebiasaan siswa mematuhi peraturan-peraturan, seprti peraturan sekolah, peraturan lalu lintas, peraturan di rumah, dsb.
(u) upaya mengembangkan sikap dan kebiasaan lingkungan, seperti memelihara bunga-bunga di halaman sekolah, menjaga kebersihan lingkungan dsb.
(3). Materi bimbingan belajar
(v) upaya menyajikan materi pengayaan kepada siswa yang cepat belajar dalam mata pelajaran tertentu.
(w) upaya penyajian pengajaran perbaikan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam mata pelajaran tertentu.
(x) upaya meningkatkan gairah belajar, misalnyua dengan mengadakan lomba sederhana hasil karangan dan gambar anak-anak, dsb.
(y) upaya meniadakan faktor-faktor yang menyebabkan siswa-siswa lambat atau kurang gairah dalam belajar, seperti suasana kelas kurang nyaman dan tidak menyenangkan, suasana hubungan sosio-emosional antar teman sekelas yang kurang menyenangkan, hubungan sosio-emosional di rumah kurang menyenangkan, kemampuan fisik menurun karena tidak makan pagi atau kekurangan gizi, dsb.
(4). Materi bimbingan karier
(siswa kelas I dan II SD belum mempelajari karier tertentu, sehingga layanan pembelajaran untuk bimbingan karier belum diselenggarakan).
b. Pelaksanaan Layanan Pembelajaran
Berbeda dari layanan orientasi dan informasi yang diberikan melalui penjelasan atau uraian, maka layanan pembelajaran lebih berupa tindakan atau upaya langsung dari Guru Kelas terhadap para siswanya, baik dalam bentuk petunjuk, nasehat, ajakan, perintah, pemberian, pemberian contoh ataupun latihan-latihan tertentu. Para siswa diberi petunjuk, nasehat, perintah, ajakan, contoh-contoh dan latihan agar mereka benar-benar belajar sehingga pada diri siswa itu secara perorangan tertanam sikap dan kebiasaan yang dimaksudkan dan tercapai hasil belajar yang optimal, tidak hanya dalam kaitannya dengan mata pelajaran di kelas yang bersangkutan tetapi juga hal-hal lain yang diperlukan dalam pengembangan diri secara utuh.
Pelaksanaan layanan pembelajaran tersebut dapat di lakukan dalam kelas, baik dalam kaitannya dengan pelajaran tertentu ataupun terlepas dari sesuatu mata pelajaran, dan dapat pula dilakukan di luar kelas.

B. KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN DAN KONSELING
1. Aplikasi Instrumentasi dan Himpunan Data
aplikasi instrumentasi (baik tes maupun non tes) yang secara langsung dikenakan kepada para siswa hampir-hampir tidak ada, kecuali untuk siswa tertentu yang memerlukan pengungkapan data khusus, misalnya perlu dites inteligensinya. Tes inteligensi itupun tidak diselenggarakan oleh Guru Kelas, melainkan oleh Guru Pembimbing atau ahli lain yang berkewenangan untuk itu
instrumen berupa angket ada yang perlu diisi oleh orang tua siswa, yaitu terutama yang menyangkut :
a. Identitas pribadi siswa.
b. Latar belakang rumah dan keluarga.
c. Sejarah kesehatan siswa.
Hasil pengisian angket itu kemudian disimpan dalam bentuk himpunan data.
Himpunan data ini selanjutnya dipelihara dan dikembangkan sehingga membuat berbagai keterangan penting tentang siswa yang bersangkutan. Selanjutnya, himpunan data itu dilengkapi dengan :
d. Nilai-nilai hasil belajar.
e. Kegiatan ekstra-kurikuler.
2. Konferensi Kasus
Konferensi kasus perlu diselenggarakan untuk membahas permasalahan siswa yang memerlukan keterangan dan penenganan lebih luas. Konferensi kasusu ini diselenggarakan oleh Guru Kelas dengan mengundang orang tua siswa, kepala sekolah, dan jika diperlukan mengikut sertakan pula guru kelas lain, guru agama, dan guru penjaskes yang mengajar siswa tersebut, serta seorang guru pembimbing dari SLTP atau SLTA terdekat. Hasil konferensi kasus ini dipergunakan oleh guru kelas untuk melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling lebih lanjut terhadap siswa yang bersangkutan.
3. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah perlu dilaksanakan oleh guru kelas apabila untuk permasalahan siswa yang sedang ditangani diperlukan keterangan lebih dari jauh dari dan tentang orang tuanya serta tentang kondisi keluarganya, dan guru kelas ingin menyampaikan sesuatu kepada orang tua siswa tentang permasalahan anaknya itu. Hasil kunjungan rumah dapat dipergunakan oleh guru kelas untuk melanjutkan pelayannya terhadap siswa yang bersangkutan. Lebih jauh, dengan kunjungan rumah itu orang tua dapat diajak bekerja sama untuk mengentaskan permasalahan siswa tersebut.
5. Alih Tangan Kasus
Alih tangan kasus dilaksanakan apabila guru kalas merasa kurang berkemampuan menangani permasalahan siswanya. Pertama-tama alih tangan dilakukan kepada kepala sekolah. Apabila penanganan masalah itu belum tuntas juga alih tangan dapat dilakukan kepada salah seorang guru pembimbing dari SLTP/SLTA terdekat. Satu hal yang perlu mendapat perhatian ialah bahwa alihtangan itu perlu sepengetahuan dan terlebih dahulu mendapat izin dari orang tua siswa.


BAB IX
PELAKSANAAN PELAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD :
KELAS III DAN IV

Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di Kleas III dan IV merupakan kelanjutan dari pelayanan bimbingan dan konseling di Kelas I dan II. Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling di Kelas III dan IV masih sama dengan layanan di Kelas layanan di Kelas sebelumnya dengan materi yang lebih luas. Kegiatan pendukungpun pada dasarnya sama dengan materi yang lebih luas untuk mendukung layanan yang diberikan, sesuai dengan kepentingan masing-masing siswa.
A. LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
1. Layanan Orientasi dan Informasi
a. Materi Layanan Orientasi dan Informasi
Materi orientasi dan informasi di Kelas III dan IV SD pertama-tama merupakan pemantapan dari materi pelayanan di kelas sebelumnya. Lebih jauh, materi tersebut ditingkatkan dan diperluas sehingga mencakup pokok-pokok berikut :
(1). Materi bimbingan pribadi
(z) pemantapan materi di kelas I dan II.
(aa) Informasi tentang perlunya mengenal dan menerima diri sendiri sebagaimana adanya.
(bb) Informasi (sederhana) tentang hidup sehat dan cara-cara menyelenggarakannya.
(2). Materi bimbingan sosial
(a) pementapan materi di Kelas I dan II.
(b) Informasi tentang perlunya bergaul berdasarkan aturan, nilai-nilai agama dan sopan santun serta akibat-akibat yang timbul apabila hal-hal itu dilanggar.
(3). Materi Bimbingan belajar
(c) pemantapan materi di Kelas I dan II.
(d) Informasi tentang mata pelajaran dan kegiatan lainnya yang perlu dikembangkan di Kelas III atau Kelas IV.
(e) Informasi tentang pengaturan jadwal kegiatan belajar (baik di sekolah maupun dirumah). Kegiatan olah raga, latihan keterampilan, dan kegiatan ekstrakurikuler, sesuai dengan tingkat kelasnya (Kelas III atau Kelas IV).
(f) Informasi tentang fasilitas sumber dan alat bantu belajar termasuk alat olahraga, yang ada di Kelas kelas III atau Kelas IV dan bagaimana memanfaatkannya.
(g) Informasi tentang bagaimana mencatat secara baik materi pelajaran dari guru.
(h) Informasi tentang bagaimana mempersiapkan diri dan mengikuti pelajaran di dalam kelas, belajar sendiri, belajar kelompok, dan mengerjakan tugas-tugas.
(i) Informasi tentang syarat-syarat naik kelas dan apa akibatnya kalau tidak naik kelas.
(4). Materi bimbingan karier
(a) pemantapan materi di Kelas I dan II.
(b) Informasi tentang perlunya memperoleh penghasilan dan pengembangan karier.
(c) Informasi awal dan sederhana tentang pekerjaan dan usaha-usaha memperoleh penghasilan, misalnya untuk pekerjaan bidang pertanian (seperti bekerja di sawah dan ladang), berjualan di pasar dan kaki lima, dan usaha angkutan sederhana.
b. Pelaksanaan Layanan Orientasi/Informasi
Berbeda dari keadaannya di Kelas I dan Kelas II, materi orientasi dan informasi di Kelas III dan IV lebih meluas dan mendalam. Informasi tentang keadaan sekolah bersifat pendalaman mengikuti pengalaman siswa di kelas-kelas sebelumnya. Seiring dengan hal tersebut, peranan orang tua tidak lagi sepenting ketika para siswa baru saja memasuki SD. Di kelas III dan IV informasi dapat langsung diberikan oleh Guru Kelas kepada siswa dan siswa itu langsung menerima dan memahami berbagai informasi itu sesuai dengan tingkat kemampuan mereka.
2. Layanan Penempatan/Penyaluran
a. Materi Layanan penempatan/penyaluran
layanan penempatan/penyaluran di Kelas III dan IV mengikuti pula pola yang sama dengan layanan sejenis di kelas-kelas sebelumnya. Materinyapun tidak jauh berbeda, yaitu :
(1). Materi bimbngingan pribadi
(a) posisi duduk di dalam kelas yang sesuai dengan kondisi pribadinya.
(b) Dalam kelompok sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya.
(c) Dalam kegiatan ekstra-kurikuler, seperti kepramukaan, kesenian, olahraga, dan sebagainya.
(2). Materi bimbingan sosial
(a) dalam kelompok kegiatan sebaya siswa mampu saling memberi dan menerima serta berkomunikasi secara dinamis, kreatif dan produktif, seperti kelompok diskusi, karya wisata, dan sebagainya.
(b) Dalam kegiatan kesiswaan, seperti kepengurusan kelas, kegiatan sosial, dan sebagainya.
(3). Materi bimbingan belajar
penempatan.penyaluran siswa ke :
(a) Dalam kelompok belajar pada umumnya, tanpa membadakan kemampuan siswa.
(b) Dalam kelompok belajar dan latihan yang didasarkan pada kemampuan belajar, bakat, dan minat siswa.
(c) Dalam program pengajaran khusus sesuai dengan kebutuhan siswa (pengajaran perbaikan atau program pengayaan).
(d) Kegiatan penyiapan diri untuk mengikuti ulangan dan atau ujian kanaikan kelas.
(4). Materi bimbingan karier
(layanan penempatan/penyaluran dalam kaitannya dengan bimbingan karier di kelas III dan IV belum ada).
c. Pelaksanaan Layanan Penempatan/Penyaluran
Penempatan/penyaluran siswa di kelas III dan IV pada dasarnya sama dengan hal tersebut di kelas-kelas sebelumnya. Sesuai dengan tingkat perkembangannya, siswa-siswa kelas III dan IV sudah dapat diajak berbicara tentang kemungkinan dan rencana penempatan/penyaluran yang akan dilakukan oleh Guru Kelas.
3. Layanan Pembelajaran
a. Materi Layanan Pembelajaran
layanan pembelajaran di kelas III dan IV pada umumnya merupakan peningkatan dari layanan sejenis di kelas-kelas sebelumnya. Peningkatannya itu mencakup materi-materi yang berkaitan dengan mata-mata pelajaran yang diikuti dikelas III dan IV dan aspek-aspek pengembangan pribadi siswa secara menyeluruh. Materi-materi tersebut pada pokoknya adalah :
(1). Materi bimbingan pribadi
(a) pemantapan materi di kelas I dan II.
(b) Pengungkapan diri siswa apa adanya, pengalaman-pengalamannya, hal-hal yang disukainya, keinginan dan cita-citanya.
(c) Pengungkapan diri siswa tentang keberhasilannya dalam belajar dan hal-hal yang menghalanginya dalam belajar.
(d) Pengungkapan diri siswa tentang kesehatannya hal-hal yang menyebabkan kesehatannya terganggu.
(2). Materi bimbingan sosial
(a) pemantapan materi di kelas Idan II.
(b) Upaya penilaian dan perbaikan terhadap penampilan pergaulan siswa yang melanggar atau tidak sesuai dengan aturan, nilai agama, dan sopan-santun, baik dalam pergaulan sesama siswa, dengan guru, maupun dengan teman sebaya lain dan orang dewasa lain
(3). Materi bimbingan belajar
(a) pemantapan materi di kelas I dan II
(b) bantuan terhadap siswa dalam mengatur jadwal kegiatan belajar (baik disekolah maupun di rumah), kegiatan olahraga, dan kegiatan lainnya
(c) bantuan kepada siswa menemukan dan memanfaatkan sumber dan alat bantu belajar yang diperlukan
(d) bantuan kepada siswa untuk memperbaiki buku catatan pelajarannya.
(e) Bantuan kepada siswa dalam kegiatan belajar sendiri, belajar kelompok, dan mengerjakan tugas-tugas.
(4). Materi bimbingan karier
(a) pemahaman awal tentang perlunya memperoleh penghasilan dan pengembangan karier
(b) pemahaman awal tentang informasi sederhana berkenaan dengan pekerjaan dan usaha-usaha memperoleh penghasilan (untuk pekerjaan-pekerjaan sederhana yang terdapat di lingkungan para siswa).
b. Pelaksanaan Layanan Pembelajaran
sesuai dengan perkembangan kemampuan mereka, siswa-siswa kelas III dan IV SD sudah dapat lebih aktif terlihat di dalam pelayanan bimbingan dan konseling untuk mereka. Sebagaiman dalam layanan informasi, dan penempatan/penyaluran, dalam layanan pembelajaran para siswa dapat lebih menghayati dan lebih aktif mengikuti kegiatan serta terlibat secara aktif dan langsung dalam setiap materi layanan pembelajaran. Dalam keadaan seperti itu guru kelas akan lebih mudah menggerakkanpara siswa dalam pelayanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya.

B. KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN DAN KONSELING
Di kelas III dan IV SD pelaksanaan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling tidak jauh berbeda dari pelaksanaannya di kelas-kelas sebelumnya.
1. Aplikasi Intrumentasi dan Himpunan Data
Sesuai dengan kemampuan membaca dan menulis yang sudah cukup berkembang,para siswa sudah dapat mengisi daftar isian sederhana,misalnya tentang mata-mata pelajaran yang disukainya,hal-hal yang tidak disukainya disekolah dan dirumah,apa-apa yang disukai dan tidak disukai tentang kawan-kawannya. Demikian juga,peta sosiogram berdasarkan jawaban tertulis para siswa tentang hubungan antar mereka sudah dapat disusun. Hasil karangan dalam berbagai judul yang menggambarkan keadaan,keinginan dan “cita-cita” awal mereka dapat direkam secara tertulis.
Data yang diperoleh dari kegiatan diatas dapat dipergunakan oleh guru kelas sebagai dasar bagi diambilnya langkah-langkah pelayanan bimbingan dan konseling untuk jenis layanan tertentu dengan materi yang sesuai dengan pengungkapan para siswa itu.Selanjutnya berbagai data tersebut disimpan dalam himpunan data yang merupakan kelanjutan dari himpunan data masing-masing siswa yang dibawa dari kelas I ke kelas II,dan sekarang dipelihara serta dilengkapi di kelas III dan IV.
Disamping berisi hal-hal tersebut diatas himpunan data itu diperkaya lagi dengan berbagai catatan anekdot yang dapat direkam dan kumpulan dari waktu kewaktu
2. Konferensi Kasus
sama dengan kegiatan sejenis di kelas I dan II.
3. Kunjungan Rumah
pada dasarnya sama dengan kegiatan kunjungan rumah untuk kelas I dan II perbedaanya ialah bahwa siswa kelas III dan IV sudah mulai dapat diajak mempersiapkan kunjungan rumahnya dan diajak membicarakan hasil kunjungan rumah itu. Dengan demikian siswa yang bersangkutan dapat dilibatkan secara langsung dalam proses kunjungan rumah dan pembicaraan hasil-hasilnya untuk kepentingan pemecahan masalah siswa yang bersangkutan.
4. Alih Tangan Kasus
hampir sama dengan proses alih tangan kasus untuk siswa kelas I dan II perbedaanya terletak pada dimungkinkanya guru kelas membicarakan terlebih dahulu rencana alih tangan kasus itu kepada siswa yang bersangkutan. Siswa tersebut dapat saja menolak rencana alih tangan itu. Apabila penolakan terjadi maka guru kelas pelu membicarakan rencana tersebut secara lebih mendalam dengan siswa, jika perlu dengan mengikutsertakan orang tuanya. Sehingga keuntungan-keuntungan alih tangan itu dapat dipahami dan diterima oleh siswa dan orang tuanya.


BAB X

PELAKSANAAN PALAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD :
KELAS V DAN VI

Perkembangan siswa kelas V dan IV sudah jauh lebih maju daripada siswa-siswa di kelas-kelas sebelumnya. Lagi pula siswa-siswa di kelas-kelas tinggi SD itu sudah hampir (atau bahkan sebagian sudah) mengakhiri masa anak-anaknya dan mulai memasuki masa remaja awal. Oleh karena itu permasalahan yang dapat timbul pada diri mereka berkemungkinan semakin banyak, semakin kompleks.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas selain merupakan kelanjutan dari layanan-layanan sebelumnya, pelayanan bimbingan dan konseling perlu mengantisipasi dan memuat materi bimbingan dan konseling yang lebih bervariasi, meluas, mendalam, dan kompleks. Jenis layanan perlu dilengkapi, yaitu ditambah dengan layanan konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.
Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling pun perlu dilengkapi dan diperkuat.
A. LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
1. Layanan Orientasi dan Informasi
a. Materi Layanan dan Informasi
materi layanan orientasi dan informasi di kelas V dan VI lebih luas dan berkembang daripada hal yang sama di kelas-kelas sebelumnya. Materi tersebut meliputi pokok-pokok berikut :
(1). Materi Bimbingan pribadi
(a) Pemantapan materi di kelas III dan IV.
(b) Orientasi kemampuan mengikuti Kelas V (baru) dan Kelas VI (baru).
(c) Informasi tentang perlunya dan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengenal kemampuan, bakat dan minat, serta bentuk penyaluran dan pengembangannya.
(2). Materi Bimbingan sosial
(a) Pemantapan materi di kelas III dan IV
(b) Informasi tentang pentingnya tata krama pergaulan dengan teman yang berjenis kelamin sama dan yang berjenis kelamin berbeda.
(c) Informasi tentang perlunya menerapkan nilai-nilai agama, sosial, adat istiadat, budaya dan hukum dalam pergaulan.
(d) Informasi tentang perlunya berkomunikasi dengan bahasa yang baik dan benar.
(e) Informasi tentang perlunya memiliki kemampuan yang baik dalam mengemukakan pendapat.
(3). Materi Bimbingan belajar
(a) Pemantapan materi di kelas III dan IV
(b) Orientasi belajar di kelas V (baru) dan kelas VI (baru).
(c) Informasi tentang mata pelajaran dan kegiatan lainya yang perlu dikembangkan di kelas V atau VI.
(d) Informasi tentang pengaturan jadwal kegiatan belajar (baik di sekolah maupun dirumah ). Kegiatan olahraga. Latihan ketrampilan. Pelajaran tambahan dan kegiatan ekstra-kurikuler sesuai dengan tingkatan kelasnya (kelas V atau kelas VI).
(e) Informasi tentang fasilitas sumber dan alat bantu belajar, termasuk alat-alat olahraga, yang ada di kelas V atau VI dan bagaimana memanfaatkannya.
(f) Informasi tentang bagaimana mencatat materi pelajaran dari guru secara efektif dan efisien, serta bagaimana membuat ringkasan pelajaran.
(g) Informasi tentang bagaimana belajar di tempat latihan keterampilan dan di lapangan olah raga.
(h) Informasi tentang bagaimana membaca buku secara efektif dan efisien, meringkas buku, dan belajar di perpustakaan.
(i) Informasi bagaimana mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian, menjawab soal-soal ujian, serta mengikuti EBTA dan EBTANAS.
(j) Informasi tentang syarat-syarat lulus SD dan apa akibatnya kalau tidak lulus SD.
(k) Informasi tentang syarat-syarat memasuki dan mendaftarkan diri untuk masuk SLTP atau sekolah yang sederajat.
(l) Informasi tentang sekolah lanjutan yang dapat dimasuki oleh lulusan SD pada umumnya dan orientasi keadaan sekolah-sekolah tersebut yang terdapat di sekitar SD yang bersangkutan.
(4). Materi Bimbingan karier
(a) pemantapan materi di kelas III dan IV
(b) informasi lanjutan dan lebih kompleks tentang pekerjaan dan usaha-usaha memperoleh penghasilan.
(c) Informasi tentang saling ketergantungan antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lain serta hubungannya dengan konsumen.
(d) Informasi tentang kemampuan khusus yang diperlukan untuk menjabat pekerjaan tertentu untuk ini diperlukan bakat, minat, dan ketrampilan tertentu.
(e) Informasi tentang diperlukannya keuletan dan ketabahan dalam mengejar dan mengembangkan karier tertentu.
(f) Informasi tentang diperlukannya berbagai informasi yang tepat berkenaan dengan pemiulikan pekerjaan atau karier.
(g) Informasi awal tentang sekolah lanjutan yang berkaitan dengan cita-cita karier tertentu.
b. Pelaksanan Layanan Orientasi dan Informasi
butir-butir di atas menggambarkan bahwa layanan orientasi dan informasi di kelas-kelas tinggi Sdmemang lebih kompleks. Untuk menyelenggarakan layanan seperti itu sering kali guru kelas tidak sepenuhnya mampu. Guru kelas perlu mendatangkan nara sumber itu amat menentukan. Demikan juga, para ahli (khususnya kelas VI) dapat dibawa untuk meninjau (melakukan orientasi) ke SLTP tempat mereka akan melanjutkan pelajaran, dan ketempat-tempat kerja sederhana (misalnya industri/perusahaan kecil).
2. Layanan Penempatan/penyaluran
a. Materi Layanan Penempatan/Penyaluran
pola dan materi layanan ini tetap sama dengan layanan sejenis yang di lakukan di kelas III dan IV, yaitu :
(1) penempatan/penyaluran ke posisi duduk di dalam kelas, ke dalam kelompok belajar, dan ke dalam kegiatan ekstra-kurikuler (untuk kalangan pribadi).
(2) Penempatan penyaluran ke dalam kelompok kegiatan sebaya dan kegiatan kesiswaan (untuk bimbingan sosial).
(3) Penempatan/penyaluran dalam kelompok belajar, program pengayaan dan perbaikan, kegiatan penyiapan diri untuk mengikuti ulangan, ujian, ujian akhir, atau EBTA/EBTANAS.
(4) Materi bimbingan karier di kelas V dan VI mendapat peningkatan, yaitu seiring dengan informasi tentang pekerjaan /karier yang diperoleh siswa, maka para siswa hendaknya ditempatkan atau disalurkan ke dalam kelompok-kelompok yang mempelajari :
(a). berbagai jenis pekerjaan sebagaimana informasinya ingin diperoleh.
(b). sekolah lanjutan sebagaimana informasinya ingin diperoleh, khusunya dikaitkan dengan aspek-aspek pekerjaan dan karier tertentu.
b. Pelaksanaan Layanan Penempatan/Penyaluran
dalam melaksanakan layanan penempatan/penyaluran guru kelas perlu membicarakannya dengan siswa yang bersangkutan, tentang alasannya dan keuntungan-keuntungannya. Apabila siswa menolak, perlu dibicarakan lebih dalam (kalau perlu dengan mengikutsertakan orang tua) sehingga rencana penempatan/penyaluran itu dapat dipakai dan diterima untuk dilaksanakan.
3. Layanan Pembelajaran
layanan pembelajaran bermaksud menguatkan sikap dan kebiasaan belajar yang telah terbina sejak kelas I s.d kelas IV serta mendorong lebih jauh lagi penguasaan siswa terhadap berbagai hal yang diperlukan baik menyangkut mata pelajaran yang diikutinya maupun aspek-aspek lain dalam kehidupannya sebagai pelajar, anggota keluarga, warga masyarakat, dan warga negara.
a. Materi Layanan Pembelajaran
materi layanan pembelajaran meliputi hal-hal pokok berikut :
(1). Materi bimbingan pribadi
(a) pemantapan materi di kelas III dan IV.
(b) Upaya memahami kekuatan diri siswa dan upaya pengembangannya, dalam kaitannya dengan keberhasilan belajar.
(c) Upaya memahami kelemahan diri siswa dan upaya penenggulangannya, dalam kaitannya dengan keberhasilan belajar.
(d) Upaya memahami bakat dan minat siswa serta penyaluran dan pengembangannya, dalam kaitannya dengan keberhasilan yang lebih luas.
(e) Upaya (sederhana) bagi siswa untuk merencanakan, menyelenggarakan dan mempertahankan hidup sehat.
(2). Materi bimbingan sosial
(a) pemantapan materi di kelas III dan IV.
(b) Upaya analisis dan penilaian terhadap pergaulan siswa dengan teman sebya dengan jenis kelamin sama atau berbeda, hasil analisis dan penilaian ini menjadi bahan bagi upaya perbaikannya.
(c) Analisis dan penilaian terhadap bahasa yang dipakai oleh siswa (baik lisan maupun tertulis) hasil analisis dan penilaian ini menjadi bahan bagi upaya perbaikannya.
(d) Upaya bantuan kepada siswa untuk berani dan mampu mengemukakan pikiran dan pendapat serta argumentasi secara tepat kepada orang lain.
(3). Materi bimbingan belajar
(a) pemantapan materi di kelas III dan IV.
(b) Bantuan kepada siswa dalam pengaturan jadwal kegiatan belajar (baik di sekolah maupun di rumah). Dan kegiatan-kegiatan lainnya.
(c) Bantuan kapada siswa dalam menemukan dan menggunakan sumber dan alat bantu belajar yang diperlukan (jika perlu sampai mencari di luar sekolah) demi keberhasilan belajarnya.
(d) Bantuan kapada siswa dalam mencatat materi pelajaran dan membuat ringkasan pelajaran.
(e) Bantuan kepada siswa tentang bagaimana belajar ditempat latihan keterampilan, dan di lapangan olah raga.
(f) Bantuan kepada siswa dalam hal membaca buku yang efisien, meringkas buku, dan belajar di perpustakaan.
(g) Bantuan kepada siswa dalam mempersiapkan diri untuk mengikuti ulangan dan ujian-ujian.
(h) Kegiatan diskusi tentang kemungkinan tamat dari SD dan memasuki sekolah lanjutan.
(4). Materi bimbingan karier
(a) Pemantapan materi di kelas III dan IV.
(b) Diskusi untuk pemahaman yang lebih mendalam tentang :
- berbagai jenis pekerjaan dan upaya memperoleh penghasilan.
- Saling ketergantungan antara berbagai jenis pekerjaan.
- Kemampuan khusus untuk pekerjaan tertentu apakah siswa dapat dimungkinkan memiliki kemampuan itu ?
- Sekolah lanjutan yang berkaitan dengan cita-cita pekerjaan atau karier.
b. Pelaksanaan Layanan Pembelajaran
Materi layanan pembelajaran cukup luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penguasaan materi pelajaran semata. Aspek-aspek pengembangan pribadi, hubungan sosial dan arah kecenderungan pekerjaan atau karier perlu dipelajari dengan baik.
4. Layanan Konseling Perorangan
layanan konseling perorangan di kelas tinggi SD adalah mungkin dilaksanakan mengingat :
a Permasalahan yang dialami oleh siswa dapat amat kompleks dan perlu diatsi sendiri dan setuntas mungkin.
b Siswa sudah mampu mengutarakan diri sendiri dengan bahasa yang jelas, dan telah mmampu pula menangkap dengan baik hal-hal yang dikatakan oleh konselor dalam hubungan konseling.
Masalah-maslah siswa yang mungkin perlu ditangani melalui layanan konseling perorangan dapat beraneka ragam, baik masalah yang menyangkut kedirian siswa, hubungan sosial, masalah belajar, mapun pengembangan karier. Apabila guru kelas belum mampu menyelenggarakan konseling perorangan itu, siswa-siswa yang memerlukannya dapat dialihtangankan kepada guru pembimbing.
5. Layanan Bimbingan Kelompok
Dalam bimbingan kelompok sejumlah siswa berkumpul dan melakukan interaksi sosial untuk menerima dan membahas hal-hal yang disampaikan oleh seorang nara sumber. Hal-hal yang disampaikan dan dibahas adalah sesuatu yang berguna bagi para siswa, dan melalui pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam para siswa akhirnya dapat mempergunakan hasil bahasannya itu bagi pengembangan dirinya.
6. Layanan Konseling Kelompok
Berhubung dengan semakin kompleknya permasalahan yang mungkin dialami oleh para siswa, konseling kelompok itu tidak mustahil diperlukan bagi siswa-siswa kelas tinggi SD. Apabila guru kelas kurang sepenuhnya mampu menyelenggarakan layanan konseling sekelompok, guru pembimbing dari SLTP/SLTA terdekat dapat dimintakan bantuannya.

B. KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN DAN KONSELING
1. Aplikasi Instrumentasi dan Himpunan Data
siswa-siswa kelas V dan VI SD telah mampu mengisi berbagai angket sederhana dan mengerjakan berbagai alat ungkap, seperti alat ungkap permasalahan yang dihadapi siswa.
Dengan demikian himpunan data siswa kelas VI secara ideal akan meliputi :
a. identitas pribadi siswa.
b. Latar belakang rumah dan orang tua.
c. Sejarah kesehatan siswa.
d. Perkembangan nilai-nilai hasil belajar.
e. Kegiatan ekstra-kurikuler dan kegiatan lain di luar sekolah.
f. Mental, bakat dan minhat, serta kondisi kepribadian.
g. Hasil tes diagnostik
h. Minat dan cita-cita awal pendidik dan jabatan.
i. Prestasi khusus yang pernah diperoleh dan karya khusus.
j. Berbagai catatan anekdot.
2. Konferensi Kasus
berhubung dengan lebih luasnya permasalahan siswa kelas V dan VI, konferensi kasus yang diselenggarakan untuk mereka mungkin memerlukan keikutsertaan pihak-pihak yang lebih luas pula, misalnya perangkat desa atau kecamatan, pemuda karang taruna dan sebagainya, sesuai dengan kandungan masalah yang dibahas. Dengan lebih luasnya ruang lingkup konferensi kasus itu, makin dituntut pula tanggung jawab guru kelas menjaga kerahasiaan maslah siswa, di samping kemampuan untukmeramu berbagai informasi dari sumber yang bervariasi untuk pada akhirnya dipakai dalam bentuk-bentuk layanan bimbingan dan konseling
3. Kunjungan Rumah
siswa kelas V dan VI lebih besar lagi kemampuannya untuk diaktifkan dalam kunjungan rumah demi teratasinya masalah-masalah mereka. Sebagian data tentang rumah dan keluarga bahkan diharapkan dapat diperoleh dari siswa yang bersangkutan secara langsung.
4. Alih Tangan Kasus
pembahasan tentang rencana alih tangan kasus telah dapat dilakukan secara penuh dengan siswa kelas V danVI yang bersangkutan. Kesadaran siswa dan orang tuanya akan merupakan modal utama bagi keberhasilan alih tangan kasus tersebut.


















Labels : news investment systems Anti Vir free template car body design

0 Response to "Pelayanan BK Sekolah"