KETERAMPILAN BERTANYA





Mengajar adalah satu pekerjaan professional, yang menuntut kemampuan yang kompleks untuk dapat melakukannya. Sebagaimana halnya pekerjaan professional yang lain, pekerjaan seorang guru menuntut keahlian tersendiri sehingga tidak setiap orang mampu melakukan pekerjaan tersebut sebagaimana mestinya. Ada seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru. Perangkat kemampuan tersebut disebut kompetensi guru. Agar dapat melaksanakan tugas dengan baik, guru dipersyaratkan untuk menguasai ketrampilan dasr mengajar, yang merupakan salah satu aspek penting dalam kompetensi guru.
Ketrampilan dasar mengajar merupakan satu ketrampilan yang menuntut latihan yang terprogram untuk dapat menguasainya. Penguasaan terhadap ketrampilan ini memungkinkan guru mampu mengelola kegiatan pembelajaran secara efektif. Keterampilan dasar mengajar bersifat generik, yang berarti bahwa keterampilan ini perlu dikuasai pleh semua guru, baik guru TK, SD, SLTP, SLTA maupun dosen di Perguruan Tinggi. Dengan pemahaman dan pengasaan keterampilan dasar mengajar, guru diharapkan mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
Menurut hasil penelitian Turney ( 1979 ), terdapat 8 keterampilan dasar mengajar yang dianggap menentukan keberhasilan pembelajaran. Keterampilan yang di maksud yaitu :
keterampilan bertanya
keterampilan memberi penguatan
keterampilan mengadakan variasi
keterampilan menjelaskan
keterampilan membuka dan menutup pelajaran
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
keterampilan mengelola kelas, serta
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Kegiatan bertanya dilakukan oleh semua orang tanpa memandang batas umur. Anak kecil sering menanyakan hal - hal yang ingin diketahuinya, bahkan dalam masa perkembangan anak ada masa yang di sebut “ masa apa itu “, yaitu masa anak kecil mempertanyakan segala sesuatu yang dilihatnya. Orang muda adan orang tua juga merasa perlu mengajukan pertanyaan jika berhadapan dengan suatau masalah yang harus dipecahkan.
Dalam kegiatan pembelajaran, kegiatan bertanya cukup mendominasi kelas. Serentetan hasil penilaian yang dilakukan sejak awal abad ke 20 tentang kepatan bertanya melaporkan hasil yang serupa, yaitu bahwa guru menggunakan 30% dari waktunya untuk bertanya, G.A. Brown dan R. Edmondson ( 1984 ). Data Hil menunjukan betapa pentingnya kegiatan bertanya dalam proses pembelajaran.
Pada umumnya, tujuan bertanya adalah untuk memperoleh informasi. Namun kegiatan bertanya yang dilakukan oleh guru, tidak hanya bertujuan untuk memperoleh informasi, tetapi juga untuk meningkatkan terjadinya interaksi antara guru dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa. Dengan demikian, pertanyaan yang diajukan guru tidak semata – mata bertujuan mendapatkan informasi tentang pegetahuan siswanya, tetapi yang jauh lebih penting adalah untuk mendorong para siswa berpartisIPSsi aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Pertanyaan yang diajukan guru akan berpengaruh terhadap jawaban siswa. Pertanyaan yang jelas dan singkat akan mendapat jawaban yang jelas pula. Demikian pula cara guru mengajukan pertanyaan akan mempengaruhi jawaban siswa. Pertanyaan yang diajukan dengan penuh kehangatan dan rasa simpati akan mendapat respon yang berbeda dengan pertanyaan yang diajukan secara dingin dan sikap tak acuh.
Ada 4 alasan mengapa seorang guru perlu menguasai keterampilan bertanya. Pertama, pada umumnya guru masih cenderung mendominasi kelas dengan metode ceramahnya. Guru masih beranggapan bahwa dia adalah sumber informasi, sedangkan siswa adalah penerima informasi. Karena anggapan yang demikian, siswa bersikap pasif dan menerima, tanpa keinginan/keberanian untuk mempertanyakan hal – hal yang menimbulkan keraguannya. Dengan dikuasainya keterampilan bertanya oleh guru, siswa dapat berfungsi sebagai sumber informasi. Kedua, Kebiasaan yang tumbuh dalam masyarakat kita tidak membiasakan anak untuk bertanya, sehingga keinginan anak untuk bertanya selalu terpendam. Situasi seperti ini menular kedalam kelas. Kesempatan bertanya yang diberikan guru tidak hanya dimanfaatkan oleh siswa, sedangkan guru tidak berusaha untuk menggugah keinginan siswa untuk bertanya. Ketiga, penerapan pendekatan CBSA dalam kegiatan pembelajaran menuntut keterlibatan siswa secara mentalektual. Salah satu ciri dari pendekatan ani adalah keberanian siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang hal – hal yang memang perlu dipertanyakan. Hal ini hanya mungkin terjadi jika guru sendiri menguasai keterampilan bertanya yang mampu menggugah keinginan saya untuk bertanya. Keempat, adanya anggapan bahwa pertanyaan yang diajukan guru hanya berfungsi untuk menguji pemahaman siswa.
G.A. Brown dab R. Edmondson ( 1984 ) mendefinisikan pertanyaan sebagai : “segala pernyataan yang menginginkan tanggapan verbal ( lisan ) “. Dengan mengambil definisi ini, ketiga kalimat diatas dapat digolongkan pertanyaan. Dengan perkataan lain, pertanyaan tidak selalu dalam bentuk kalimat Tanya, tetapi dapat juga dalam bentuk kalimat perintah atau kalimat pertanyaan.
Turney ( 1979 ) mengidentifikasi 12 fungsi pertanyaan sebagai berikut :
1.membangkitkan minat dan keingintahuan siswa tentang suatu topic.
2.memusatkan perhatian pada masalah tertentu.
3.menggalakkan penerapan belajar aktif
4.merangsang siswa mengajukan pertanyaan sendiri.
5.menstrukturkan tugas – tugas hingga kegiatan belajar dapat berlangsung secara maksimal
6.mendiagnosis kesulitan belajar siswa
7.mengkomunikasikan dan merealisasikan bahwa semua siswa harus terlibat secara aktif dalam pembelajaran
8.menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mendemonstrasikan pemahaman tentang informasi yang diberikan
9.melibatkan siswa dalam memanfaatkan kesimpulan yang dapat mendorong mengembangkan proses berfikir
10.mengembangkan kebiasaan menanggapi pertanyaan teman atau pertanyaan guru
11.memberi kesempatan untuk belajar berdiskusi.
12.menyatakan perasaan dan pikiran yang murni kepada siswa
Labels : news investment systems Anti Vir free template car body design

0 Response to "KETERAMPILAN BERTANYA"