Program Sekolah Siaga Bencana


Pada tanggal 16-26 Februari 2009 UNESCO, bekerjasama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) akan melaksanakan kegiatan program peningkatan kemampuan (capacity building) Sekolah Siaga Bencana (SSB) di tiga sekolah di kota Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Program yang bertujuan untuk membangun generasi baru yang siaga bencana ini akan dilakukan di tiga sekolah yaitu SD Waioti, SMP 1 dan SMA 1.

Berdasarkan sejarah kegempaan, Maumere NTT – Flores, pernah mengalami beberapa kali gempa bumi. Bencana gempa dan tsunami terakhir di daerah ini terjadi pada tahun 1992, dengan korban 1952 meninggal dan 2126 luka-luka. Karena itu kesiapsiagaan masyarakat dan sekolah menjadi suatu yang mutlak.

Dari hasil kajian UNESCO dan LIPI, komunitas sekolah termasuk dalam kelompok masyarakat rentan dengan tingkat kesiapsiagaan yang masih minim. Kajian yang sama juga dilakukan di Kabupaten Sikka, dengan hasil yang tidak jauh berbeda. Rendahnya nilai indeks kesiapsiagaan komunitas sekolah di Kabupaten Sikka dikarenakan tidak ada satu parameterpun yang masuk kategori siap, dari lima parameter kesiapsiagaan bencana (parameter yang digunakan adalah: Pengetahuan dan sikap; Kebijakan; Rencana tanggap darurat; Peringatan Dini; dan mobilisasi sumber daya).

Menurut Peneliti Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Dr. Yugo Kumoro, topografi kota Maumere relatif datar, dimana sebagian besar dataran pantai dihuni oleh masyarakat. “Secara geologis, tanah dan batuan penyusunnya terdiri dari pasir aluvial atau bersifat lepas dan belum mengeras”, jelasnya. “Kondisi tanah yang demikian mempunyai tingkat kerentanan yang tinggi terhadap goncangan gempa.”

Kegiatan yang dilakukan akan berupa bimbingan dan pengetahuan cara penyelamatan bencana gempa bumi dan tsunami; Penyusunan draft protap sekolah; Pelatihan dan pelaksanaan dari draft protap tersebut. Selain pelatihan yang diberikan kepada guru dan siswa, juga akan dilaksanakan simulasi yang akan melibatkan seluruh elemen sekolah serta masyarakat sekitar sekolah.

Pada hari simulasi sekolah siaga bencana, Rabu, tanggal 25 Februari 2009 direncanakan akan dihadiri oleh Direktur UNESCO, Prof. Hubert J Gijzen; Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan dan Kebumian LIPI, Dr. Hery Harjono; dan Christine Hakim sebagai Duta untuk UNESCO (Good Will Ambassador for UNESCO).

sumber: kompas
Labels : news investment systems Anti Vir free template car body design

0 Response to "Program Sekolah Siaga Bencana"